Turning 26 : Another Thing has been Unlocked

Gambar diambil dari sini.

I can't believe I am 26!! Berasa udah tua banget ya ampun. Mungkin inilah momen yang tepat untuk mulai mencari-cari skinker anti-aging yang bagus, wkwk.

Nggak deng, itu nanti-nanti aja. Aku cuma mau bilang aku merasa udah lumayan tua. Tapi aku nggak sedih. Well, aku nggak pernah merasa sedih karena tiap ulang tahun berarti wawasan, pengalaman, kebijaksanaan, kedewasaan, itu semua harusnya udah lebih baik lagi daripada usia sebelumnya. Dan yang lebih penting, tiap berulang tahun aku jadi semakin mengenal diriku lebih dalam lewat pelajaran-pelajaran hidup yang kudapatkan. :)

Ada banyak banget hal yang terjadi sepanjang usia 25 kemarin. Tapi aku cuman mau berbagi sedikit tentang hal baru yang kupelajari di hidup ini dari tahun sebelumnya.

Pada usia 25 tahun ini aku belajar banget sama yang namanya MENGHARGAI WAKTU. Kalau para pembaca mengikuti blog ini dari zaman dulu kala, pastinya sifat prokrastinasi-ku sudah bukan info baru lagi untuk kalian, bukan? He he he.

Yes, aku dulunya orang yang senang menghambur-hamburkan waktu dengan sia-sia. Ngerjain apa-apa tuh ditunda. Pas ngerjain sesuatu itu pun aku membiarkan sekelilingku mendistraksiku melalui media sosial, game, tontonan Youtube, dan sebagainya.

Sikap prokrastinasi itu terus merajalela sampai tiba pada hari di mana aku merasa hidupku nggak boleh terbuang sia-sia, wkwk. Udah kayak orang bener aja nggak sih? Intinya di awal usia 25 kemarin aku memulai aktivitas baruku sebagai mahasiswa. Ya, aku kembali ke sekolah, tapi tetep kerja 9 to 5. Iya, emang anaknya suka nyari perkara dengan menyibukkan diri sama berbagai aktivitas.

Nah, begitu memulai perkuliahan, dimulai jugalah PR-ku untuk membagi-bagi waktu untuk berbagai aktivitas, yang ketika dijalani sambil kuliah malam, kok rasanya waktu 24 jam sehari itu mulai nggak cukup, ya? Aku perlu membagi waktuku untuk bekerja, kuliah, gereja, keluarga, pacaran, hang out bareng teman-teman, beres-beres rumah, hobi (blog ini salah satunya btw, jadi mohon hargai sedikit kalau ada postingan yang masih muncul di sini, karena artinya aku setengah mati mengupayakannya, oke?), dan lain-lain.

Kabar buruknya aku nggak bisa maksimal di semua bagian yang menjadi tanggungjawabku itu. Ya iyalah, nggak dilarikan ke UGD aja sudah alhamdulillah. Ada beberapa teman-teman dekat yang juga mulai mengeluhkan kesibukanku ini, dan itu hal yang wajar. Aku pun kini benar-benar struggling untuk bisa mencapai titik keseimbangan di semua area yang menjadi tanggungjawabku itu.

Tapi kabar baiknya nih, aku jadi benar-benar menghargai waktu. Selama menjalani kehidupan dengan segudang aktivitas itu, aku betul-betul sudah sampai ada di titik yang bakal kebingungan kalau nggak ada yang dikerjakan. Setiap kali ada waktu luang, pikiranku berubah jadi "oke jadi sekarang bisa ngerjain apa ya?", "Ada tugas yang bisa dicicil nggak ya?", atau "Bisa mulai bikin konten blog dulu nggak ya? ". Setiap waktu luang yang kupunya pokoknya harus menghasilkan, entah itu tugas kuliah yang berhasil kurampungkan, atau draft tulisan di blog, jiwa yang penuh sesudah me time, atau waktu yang dihabiskan bersama keluarga, apa aja deh yang penting terisi dengan aktivitas yang produktif.

Aku pribadi mensyukuri keadaan ini dan berdoa semoga ke depannya aku semakin rajin dan terus menghargai waktu yang aku punya.

Jadi salah satu tip dari aku untuk memaksakan diri kita belajar time management adalah : tambahkan tanggungjawab-tanggungjawab penting di hidup kalian. Dengan demikian mau nggak mau kita harus menyelesaikan semuanya apa pun yang terjadi dan belajar untuk mengelola waktu kita seefektif mungkin, meski kadang sampai harus mengorbankan waktu istirahat, waktu leyeh-leyeh, waktu mengecek media sosial, dan lain-lain.

Pelajaran kedua yang kudapatkan pada usiaku di 25 tahun adalah : LIVING IN THE MOMENT.

Kalimat itu sebenarnya adalah kalimat yang dilontarkan oleh salah seorang sahabat dekatku beberapa tahun yang lalu. Waktu itu (ya sampai sekarang juga sih) kami berdua sedang struggle dengan hal-hal yang lagi bikin down parah tapi enggak bisa diapa-apain.

Jadi apa yang bisa dilakukan?

Living in the moment.

Kalimat ini memiliki arti untuk membuat kita bersikap mati rasa untuk segala situasi nggak menyenangkan yang kita miliki. Situasinya nggak enak tapi nggak bisa diapa-apain. Ya udah mau gimana, jalanin aja prosesnya.

Itu, living in the moment.

Karena kesedihan, marah, nggak nyaman, kecewa, itu pasti ada masanya. Nggak permanen. Sama seperti perasaan-perasaan positif lainnya. Jadi kalau nggak bisa diapa-apain, jalanin aja. Living in the moment.

Pelajaran ketiga yang kutemukan di usia 25 kemarin adalah BE KIND TO YOURSELF. Ya aku tau ada orang-orang yang sangat bisa menoleransi kesalahan dirinya sendiri. Tapi ada yang enggak. Aku salah satunya. :)

Menerima diri sendiri apa adanya itu jadi sulit banget buat aku. Sejak dulu aku paling anti melakukan kesalahan. Asal ada kesalahan yang terjadi, tiap kali aku menemukan kekurangan diriku yang aku benci sekali, aku akan marah pada diriku sendiri dan menghina-hina diri sendiri dengan kata-kata yang bahkan aku nggak akan pernah tega untuk mengatakannya kepada orang lain. Tapi aku mengatakannya ke diriku sendiri. Gawat banget kan?

Lalu aku juga anti menunjukkan emosi negatif, baik di dunia nyata maupun maya. Tapi blog ini pengecualian. Ini satu-satunya platform di mana aku memilih untuk jujur dan menjadi diriku sendiri seutuhnya. Cuma di sini. Jika kalian menemukan aku di platform lain atau bahkan di dunia nyata sekali pun, yah, either kalian akan menemukan aku dalam kondisi bahagia atau pura-pura bahagia, wkwk.

Untuk isu yang satu ini aku belum punya pro tip yang jitu dan mujarab banget, meski aku sudah mulai bisa menerima diriku sendiri dengan menenangkan diri ketika ada masalah, ketika ada yang merendahkan, maupun ketika aku melakukan kesalahan. Karena sesungguhnya penerimaan diri adalah perjalanan panjang yang aku sendiri nggak tahu kapan akan selesainya. Tapi ya, I know I am moving forward. :)

Nah. Tiga poin itu tadi adalah highlight yang paling berkesan yang berhasil aku rekap dari usia 25 kemarin. Dan karena aku sadar tulisan ini sudah panjang banget, aku akan menyudahinya di sini.

Btw kalian sadar nggak sih dari tahun ke tahun, postingan birthday reflection ini selalu semakin telat dan telat (birthday ku 1 Agustus, wkwk)? Tapi mending telat daripada nggak sama sekali, ya, khan??? Wkwkwk.

So glad to share a piece of my thoughts with you guys. Intinya aku percaya apa pun yang terjadi kemarin-kemarin, mau yang baik maupun nggak, semuanya adalah proses yang mendewasakan.

Di usia yang baru ini aku yakin aku bakal lebih banyak lagi nangis (this is one of my quick-spontaneous ways to deal with nasty things). Selain karena cobaan memang ditakdirkan untuk bertambah banyak dari hari ke hari, semakin dewasa memang beban, tanggungan, dam konsekuensi dari tiap keputusan kita emang berat banget sisturr.

Meski demikian, at the end aku tahu segalanya pasti akan baik-baik aja.

So cheers. All is well. :))

Comments

  1. keren tulisannya. selamat berkarya teroos. saya suka juga tampilan blognya
    btw, jangan lupa mampir juga ke blog saya Blog Alister N ya. sekalian krisan kalo berkenan.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts