[KF Challenge Day 4] To Someone I Respect a Lot

Gambar diambil di sini.

Bicara tentang pertemuan pertama, rasanya aku tidak memiliki satu pun yang cukup spesial untuk diceritakan. Bahkan pertemuan pertama denganmu. Ketika itu aku sedang mengikuti masa orientasi dan diajak keliling untuk berkenalan dengan semua orang, yang mana cukup membuatku lelah dan merasa rada-rada wasting time. Bayangkan saja. Aku harus berkenalan dengan ratusan orang dalam periode waktu yang sangat singkat. Itu artinya aku diminta menyalami ratusan orang dan harus menyebutkan namaku ratusan kali sambil terus tersenyum sampai rahangku terasa pegal.

Celakanya, aku punya kecenderungan sulit mengingat orang, baik wajah maupun namanya. Kadang orang yang sudah kutemui beberapa kali pun tetap saja aku lupa. Kalaupun tidak lupa, pasti aku butuh waktu beberapa lama untuk mengingat. Jadi biasanya bakal ada beberapa orang yang baru mengenalku yang mengira kalau aku angkuh atau congkak lantaran senyumannya tidak digubris (atau lebih tepatnya terlambat digubris hingga akhirnya aku kehilangan kesempatan untuk membalas senyumnya), atau karena saat dipanggil wajahku terlihat rada dungu (yang mungkin juga diinterpretasikan oleh banyak orang sebagai muka jutek) karena tidak berhasil mengingat siapa yang memanggil. Pokoknya pasti ada. Kenyataannya kapasitas memoriku untuk mengingat identitas manusia di sekitarku memang teramat kecil. Jadi maklum saja.

Alhasil, dari ratusan manusia yang dikenalkan padaku, kapasitas memoriku hanya bisa menambah tampungan dua orang baru. Salah satunya kamu. Payah banget kan? Dan dari antara dua orang ini, orang yang satunya aku sudah kenal karena pernah membawakan materi training sebelumnya. Sementara kamu, kamu memang tidak membawakan materi training. Tapi kamu waktu itu menghampiri kami dan langsung menanyakan, “Yang mana yang namanya Refil?”

Rasa penasaranmu pada namaku saat itu membuatku jadi cukup aware dengan kehadiran kamu di situ. Belum lagi kenyataan bahwa jabatanmu yang sudah cukup penting dalam organisasi. Dan belum lagi keramahanmu yang sukses membuatku respek. Karena pada dasarnya aku adalah tipe orang yang cukup gampang menaruh respek pada orang-orang yang sebenarnya memiliki sesuatu untuk disombongkan, namun memilih untuk tidak melakukannya. Dalam hal ini, kamu memenuhi kriteria itu.

Yah, begitu saja pertemuan pertama kita. Tidak spesial-spesial amat kan? Untuk hari-hari selanjutnya kita sempat berbincang beberapa kali dan aku semakin bisa melihat kebijaksanaan pada dirimu, yang aku yakin bisa muncul seiring dengan kematangan usia. Not to mention that we are 20 years apart. :p

And I look forward to another nice convo with you.



Comments

Popular Posts