Spread the Positive

"The mind is everything. What you think you become." -Buddha

Berpikir positif mungkin sesuatu yang cukup sering lalu lalang di kehidupan kita sehari-hari. Kalau kita langganan nonton acara TV motivasi, berpikir positif tentu menjadi nasehat umum dari segala motivasi yang disodorkan. Namun saking seringnya mendengar kata-kata itu, mungkin saja kita kemudian tidak terlalu acuh lagi. Seringkali sesuatu yang terlalu sering dinasehatkan kemudian menjadi "kebal" untuk diri kita. Meski berpikir positif sering didengar, sudah berapa banyak sih dari kita yang betul-betul melakukannya?


Saya manusia biasa. Bertindak dan berpikir juga seperti manusia biasa. Ada kalanya sulit bagi saya untuk berpikir positif di tengah kejadian yang benar-benar bikin kalut. Misalnya kejadian sepanjang hari ini.

Saya harus berangkat ke kampus untuk meng-input poin partisipasi dari kegiatan organisasi dan ilmiah yang saya ikuti di kampus tercinta. Saya selaku mahasiswa tingkat akhir seharusnya sudah biasa dong ke kampus? Akan tetapi, fakta bahwa jarak tempuh rumah saya dengan kampus yang bisa memakan waktu hingga 3 jam (6 jam kalau bolak-balik) sungguh membuat kemalasan saya mencapai titik puncak yang paling tinggi. Namun, karena peng-input-an ini wajib dilakukan, maka saya tidak memiliki pilihan lain.

Kalau boleh jujur, kondisi hujan dan banjir dan becek dan nggak ada ojek ini membuat perjalanan saya tidak nyaman. Namun saat tiba di kampus, kejadian yang lebih "dahsyat" sudah menunggu saya. Rupanya, setelah menghabiskan waktu sekitar satu jam untuk mengantri dan meng-input poin partisipasi kegiatan organisasi dan ilmiah, semua data hilang. Entah apa yang terjadi saat itu, tetapi semua data yang sudah di-input hilang dari sistem. Kami semua dipulangkan dan diminta menunggu kabar lebih lanjut mengenai waktu peng-input-an ini (karena periode peng-input-an hanya dibatasi sekitar satu minggu dan hanya dibuka pada waktu-waktu tertentu saja).

Bagaimana perasaan saya? Wah, kalau diboleh dituliskan dalam 6 huruf saja, itu KZL BGT.

Saya sudah menghabiskan uang, waktu, dan tenaga saya seharian hanya untuk aktivitas yang sia-sia. Singkat cerita saya pulang dengan perasaan KZL BGT itu tadi. Namun tiba-tiba di jalan, entah bagaimana, ada sesuatu yang berkata bahwa "masih ada hal baik yang dilakukan Tuhan hari ini padamu". Mendengar itu, saya langsung merefleksikan kejadian hari itu di dalam angkot.

Well, saya orang yang percaya akan keajaiban, akan mujizat. Saya yakin tidak ada yang disebut kebetulan di muka bumi ini. Saking saya kesal dengan situasi, saya lupa bahwa ada keajaiban yang terjadi hari itu. Satu minggu ini hujan mengguyur Jakarta dan sekitarnya. Bahkan tadi pagi pun masih turun hujan. Namun, perjalanan saya pulang pergi hari itu, yakni dari jam 9 pagi hingga 7 malam tidak membuat saya basah setetes pun! Dalam perjalanan saya harus naik shuttle, jalan kaki, naik angkot, dan naik busway. Ajaibnya, hujan hanya turun ketika saya ada di dalam kendaraan dan di kampus. Pada saat saya berjalan kaki, hujan berhenti dan cuaca menjadi cerah seketika.

Dan sesuatu di hati saya berkata lagi. "Lihatlah hal-hal yang baik. Bukankah cuaca yang cerah sudah merupakan mujizat bagimu?" Well, seketika hati saya tidak sekesal sebelumnya. What you think you become. Inilah yang dimaksud. Pada saat saya berpikir hal yang baik, tak pelak lagi, kondisi hati saya menjadi baik juga adanya. Saya menulis ini karena saya tidak mau memiliki rahasia kebahagiaan sendiri. Inilah kunci kebahagiaan. Bersyukur. Pikirkan hal-hal yang baik. Dan keadaan sungguh akan menjadi lebih baik.

Comments

Popular Posts