Till We Meet Again, Karin!
Karin yang nomor 3 dari kanan... :D |
Beberapa
minggu yang lalu aku mendapatkan pesan dari seorang teman yang berpangkatkan
seksi humas untuk setiap acara gathering atau
reuni teman-teman SMA. Aku tidak heran waktu tiba-tiba dia mengirimkan sebuah chat melalui aplikasi Line : “Tanggal 5
kosongin jadwal, ya. Ma’aci.”
Aku tidak
kaget dengan cara mengajak ‘setengah memaksa’ yang menjadi ciri khas anak ini. Nada
chat-nya yang biasa ketika mengajak
temu kangen memang begini. Tapi biasanya tidak pernah dia memaksa dalam artian
yang betul-betul memaksa. Maksudku, biasanya kami diperbolehkan untuk
menentukan bisa atau tidak bisa ikut, tetapi nada ajakan kali ini seperti
desakan darurat yang harus dipenuhi. Jadi apabila aku ada janji lain di tanggal
itu, aku tetap harus menolak dan ikut reuni ini.
Aneh. Ada apa
di tanggal 5?
Kubalas chat-nya cepat-cepat diiringi rasa
penasaran yang membuncah, “Ini dalam rangka apa ya?”
“Gath,”
balasnya singkat. Gath. Atau gathering. Ah, pasti bukan gathering biasa.
“Kalo udah
ada janji gimana?” sahutku.
“SERIUS?!”
Tuh kan, pasti bukan gathering biasa.
“Udah ada
janji?” tanyanya lagi. “Plis kosongin, plis.”
“Makanya jam
berapa dulu ngumpulnya? Gue acara jam 5 sore.”
“Oh, oke oke.
Nanti diaturin deh. Ini buat farewell Karin.”
HAH??!
Karin? Farewell Karin? Yah, bukannya aku tidak
tahu kalau temanku si Karin bakal ke China dalam rangka melanjutkan kuliah
S2-nya. Beberapa waktu lalu aku sudah diberitahu. Bodohnya, saat itu aku tidak
kepikiran bakal ada yang namanya ‘goodbye’
meski sifatnya sementara. Shocked begitu
sadar bahwa time does fly so fast!
Karin? Karin
bakal berangkat ke China? Kami tumbuh dewasa bersama-sama lho, jadi wajar kan
kalau reaksiku begini. Bukan cuma Karin sih. Hampir semua teman-teman peer SMA kami tumbuh dewasa
bersama-sama, karena kami sudah saling mengenal sejak SMA, ada yang sejak SMP, bahkan
SD.
Entah sejak
kapan aku kenal Karin. Kami satu SD (bahkan mungkin satu TK?), tapi tidak ada kenangan
SD apa pun tentang dia di masa SD. Dan waktu SMP, tahu-tahu kami sudah
mengobrol layaknya teman baik.
***
Karin yang
dari luar tampangnya manis dan kalem, tapi kalau sudah kenal lebih jauh
ternyata adalah cewek yang ambisius, keras kepala, dan tidak segan-segan untuk
menunjukkan rasa tidak sukanya ke orang lain. Dia orang yang apa adanya, yang
kalau tidak suka seseorang atau sesuatu bisa ditunjukkan lewat sifat atau
bicara langsung.
Karin yang
dari dulu sudah memproklamirkan dirinya sebagai Asian Lover. Dulu waktu zaman
SMP, waktu aku masih fanatik dengan Jepang dan segala anime-nya, ternyata saat itu Karin juga suka Meitantei Conan. Kami
bahkan tergabung dalam Conan Lovers Club yang didirikan secara online, dan hingga kini tidak pernah
kuketahui bagaimana wajah asli ketua dan beberapa anggota lainnya, lantaran
kami memang tidak pernah kopi darat. Dan mendadak saja klub itu bubar dengan
sendirinya.
Karin yang
mencintai DBSK nyaris sewindu terakhir di usia kehidupannya. Dia yang rajin
memberikan beragam informasi artis-artis kpop
di zaman SMA. Karin yang merupakan manajer “girlband”-ku
dulu sewaktu SMA. Karin yang berjuang bersamaku waktu mau datang ke showcase-nya Wondergirls.
Karin yang
dulu tidak pernah sudi difoto, entah kenapa. Dibidik kamera saja bisa
mencak-mencak. Tapi kemudian digerakkan oleh mujizat yang entah apa hingga
waktu akhir SMA jadi mau difoto juga, sampai sekarang.
***
Kembali ke
dunia di masa sekarang. Temanku mengirimkan chat
lagi yang isinya : “Lagian Karin juga bilang kalau bisa atur waktu yang
Epil ama Jov bisa. Soalnya gue udah lama banget nggak ketemu mereka.”
JLEB. JLEB.
Mendadak ada
rasa haru yang merayap. Benar juga sih. Kapan terakhir kali ketemu Karin? Kami
sering mengadakan gath, tapi
sekalinya aku datang, Karin tidak, dan sebaliknya. Dan yang membuatku tambah
JLEB, beberapa hari sebelumnya Karin mengajakku nonton film Meitantei Conan the
Movie yang sedang tayang di bioskop.
Dan aku…
menolak karena sibuk. Huft.
Ada rasa
sedih karena akan ditinggalkan. Tapi ada juga rasa bahagia karena dia berhasil
mewujudkan sebagian kecil dari mimpinya.
Karin dari
dulu bermimpi bisa pergi ke Asia. Ke Korea. Jepang. Taiwan. China! Dan kini dia
akan mencecap salah satunya.
Satu lagi
teman yang berhasil meraih mimpinya. Satu lagi motivasi dan inspirasi
pembangkit harapan untuk menggapai mimpi sendiri.
***
Karin,
selamat ya! Berita ini bikin bahagia sekaligus bikin galau. Semoga sehat, bahagia,
dan sukses di sana. Dan sampai ketemu lagi nanti!
Di ujung
dunia bagian mana pun masing-masing dari kita, teman tetaplah teman. Setuju?
Karena meski
jarak memisahkan, tapi hati menautkan.
See you when I see you again…
Comments
Post a Comment