[Review] Everlasting by Ayu Gabriel
Rasanya baru
kemarin saya kejatuhan durian runtuh. Oke, durian runtuh dalam kamus saya cuma berarti
satu. BUKU. Beberapa waktu lalu saya memenangkan lomba menulis surat yang diadakan
salah satu penerbit, yakni Stiletto Book. Nggak ada pikiran sedikit pun bahwa
saya bakal memenangkan kompetisi ini,
maka tentu saja saya jejingkrakan begitu tahu hadiah yang akan saya terima
berupa 3 buah buku (gratis!) dari penerbit Stiletto yang bisa saya pilih
sendiri plus 1 buah blocknote kece. Di antara ketiga buku itu, yang paling saya
suka adalah novel Everlasting karya Mbak Ayu Gabriel. Penampakan cover bukunya seperti ini...
Gambar ini diambil dari sini. |
Novel ini berkisah
tentang seorang cewek 22 tahun bernama Kayla yang tergila-gila sama bos
sekantornya yang beda usianya terpaut 11 tahun. Agak kelewat gila juga sebenarnya. Soalnya Kayla bela-belain nyakitin
diri sendiri dengan membuat tattoe di
pinggul kanannya, hanya karena Aidan, bosnya, menyukai perempuan yang seperti itu
dan karena rival cintanya di kantor, Jessica, sudah colong start dengan membuat tattoe terlebih
dahulu di bagian dada. Kayla yang biasanya suka musik mengentak-entak, mendadak
membeli CD lagu Michael Buble yang manis mendayu-dayu hanya karena Aidan suka
Michael Buble.
Di saat yang sama,
seorang cowok bernama Dylan yang mengaku bahwa dirinya adalah teman masa kecil
Kayla, juga sedang gencar-gencarnya mendekati Kayla. Ajaibnya Kayla tidak menemukan ingatan mengenai Dylan di brankas memori otaknya sama sekali. Lenyap
setelah 10 tahun berlalu. Aneh sekali kan?
Bagaimana
akhirnya, silahkan dibaca sendiri saja ya. Seru kok. Salah satu hal yang
membuat saya betah membaca sebuah novel adalah gaya menulis si pengarang yang
nggak membosankan. Dan gaya bercerita Mbak Ayu Gabriel ini begitu mengalir,
tidak kaku, penuh humor tapi juga cerdas, dan bisa membuat kita penasaran
sampai habis. Meski di pertengahan novel saya rada kecewa karena saya sudah
bisa menebak dengan laki-laki mana Kayla akan jadian pada akhirnya, pengarang
berhasil membuat adegan-adegan yang menarik dan nggak membosankan sampai
akhirnya Kayla jadian dengan cowok itu. Bahkan adegan-adegan yang dibuat
pengarang berhasil membuat saya merasakan emosi yang dialami Kayla. Such a nice work. :D
Novel ini berakhir
happy ending, tentu saja. Biarpun
saya penyuka cerita sad ending¸tapi
akhir kisah novel ini menarik kok untuk dibaca. It’s 8 out of 10 for me. Tapi rasanya tidak benar langsung percaya
begitu saja dengan penilaian saya tanpa membaca sendiri buku ini. Jadi,
silahkan membeli dan membaca! :)
Wuiiih, keren....
ReplyDelete